ibarat sebuah rumah yang lama ditinggal pergi. 2014 tahun terakhir gue bercerita disini, di blog yang gue bikin sendiri, dengan tujuan awal sebagai tempat buat cerita beberapa pengalaman yang gue alami. 6 tahun, iya 6 tahun gue tinggalin.
banyak hal, banyak kejadian, banyak rasa dan banyak cerita yang gue rasain selama kurun waktu 6 tahun lalu sampai saat ini. kembali kesini, ibarat pulang kesebuah tempat dimana gue bisa bercerita, disaat beberapa orang diluar sana bercerita lewat berbagai macam cara, entah itu lewat podcast, status facebook, ngetweet di twitter dengan cara dijadiin thread, sempat gue pengen ikutin cara mereka, tapi gue sendiri ngerasa ga bisa hehe..
ga semua orang suka bercerita tentang apa yang mereka alami, apa yang mereka rasain, pengalaman apa yang terjadi dikehidupannya, tapi gue yakin, setiap orang pasti butuh tempat buat cerita.
media sosial atau platform apapun itu, hanya sebagian kecil dari wadah untuk setiap orang menyampaikan apa yang mereka butuhkan.
pernah atau sering liat orang orang curhat di media sosial atau platform apapun itu? jawabannya pasti. walaupun ga semua, tapi mereka yang melakukan hal itu adalah bentuk dari "pelarian" mereka disaat mereka gatau tempat seperti apa yang nyaman untuk menjadi wadah mereka. menjadi tempat mereka nyaman atau setidaknya mengurangi sebagian besar beban yang mereka rasain.
sederhananya... cuma butuh tempat untuk cerita atau ngebacot.
kenapa engga cerita sama temen, sahabat, orang terdekat sih? kan bisa.
balik lagi, untuk sebagian orang bisa atau punya tempat untuk mereka cerita, yang mereka sebut teman, sahabat, dan orang terdekat. tapi untuk mereka yang ga punya dan bingung kemana dia harus bercerita, jadi mereka memilih tempat lain yang bisa mereka jadikan tempat yang menurut mereka bisa dijadikan tempat. *ribet amat gue ngomong dah*
buat gue, lebih kerasa nyaman, in real life, gue bisa merasa nyaman cerita dengan beberapa orang yang gue rasa tepat. tapi disisi lain, gue takut menjadi beban untuk mereka kalo gue cerita ama mereka, mereka juga hidup, mereka juga punya beban dan pengalaman masing masing, gue cuma takut membebani mereka disaat mereka meluangkan waktu cuma untuk mendengarkan cerita gue. gue berusaha buat lebih mengerti mereka yang dijadikan tempat untuk dengerin cerita. kita ga pernah tau, mungkin disaat kita cerita sama mereka, mereka lagi badmood, lagi ada beban hidup yang sedang berusaha mereka handle sendiri, atau apapun itu. and we must respect every little things, times or of they private live.
untuk itu, gue kembali, disini, untuk bercerita..