kamu: "maafkan aku,aku tak bisa memaksakan hati ku untuk saat ini,mungkin bukan hanya saat ini,tapi untuk selanjutnya pun masih begitu,aku belum bisa berbuat sesuai dengan keinginan dan harapan mu saat ini."
aku: "iya aku tahu,aku tak bisa memaksakan keinginan dan harapanku untuk kau penuhi,karena hatimu berbicara tidak bisa.aku mengerti,aku sadar sekarang,aku bukan seseorang yang kau inginkan untuk hadir dalam hidupmu saat ini. aku sadar."
kamu: "maafkan aku...aku tak mau menyakitimu terlalu dalam,karena sandiwara yang aku lakukan terhadap mu."
aku: "iya aku sudah mengiranya,kau memang bersandiwara,aku sudah mendengarnya jauh sebelum kau mengatakan ini secara lisan,aku mendengarnya melalui hati."
kamu: "sudahlah,aku tak mau melihatmu bersedih saat ini,lebih baik kita pergi,kita jalani hidup kita masing-masing mulai sekarang."
aku: "baiklah,kalau itu yang kau inginkan,akan ku terima,hehehe maafkan aku ya,aku sudah menjadi bebanmu.."
kamu: "jangan bicara seperti itu aku tak mau mendengarnya.."
aku: "hehehe.."
kau masih ingat,itulah percakapan terakhir kita beberapa tahun lalu..
mungkin kau sudah lupa,tapi sampai saat ini,aku masih ingat,ingat betapa kuatnya keinginan mu saat itu untuk mengakhir semuanya..
aku sudah tau jauh-jauh hari sebelum kita membicarakan hal itu,kau mulai menjauh,menjauh dengan berbagai alasan yang kau katakan padaku,tapi aku masih bisa menerimanya,ku anggap alasan itu memang benar adanya. aku selalu mencari apa yang sedang terjadi dengan dirimu saat itu,aku mulai takut dengan hal-hal yang akan merubah mu suatu saat nanti,dan salah satu hal yang aku takutkan adalah kau akan terlihat berbeda,berbeda dengan dirimu yang dulu,yang dulu aku kenal sebelum kau seperti ini.
waktu kini menjawab semua ketakutan ku,iya aku benar-benar takut sebelum mengetahui bahwa sekarang kau bersandiwara layaknya pemeran drama,kau bersandiwara seolah-olah semua baik adanya,kini kau benar-benar menjauh,dan aku kini mulai merasa kau hanya menjadikan diriku sebagai cinta disaat kau lemah saat kau kehilangan cinta.memang perih,hati ini terasa benar-benar robek.
hidup memang terlalu berharga kalau hanya untuk menyesali keadaan ku sekarang,keadaan yang tak lagi berjalan bersama denganmu,ingin rasanya aku membenci mu sejak kejadian itu,tapi semua terasa sulit untuk kulakukan,hati kecilku sudah tertaut padamu,erat sekali,aku mungkin orang yang terlalu bodoh,itulah kata-kata yang aku dengar dari mulut temanku,setiap kali ku ceritakan cerita ini.
lama sekali ya kita tidak bertemu,kau bersama siapa disana? apa kau lebih bahagia sekarang? aku hanya berharap sesuatu yang baik bisa kau dapatkan disana,meskipun aku harus mengetahui,bahwa sekarang kau telah bersama seseorang,tapi jika dia membuatmu lebih bahagia,aku akan bahagia,oh iya,apa kau menemukan tempat baru disana? tempat baru seperti bangku taman yang sering kita datangi dulu.
kau ingat,awal-awal saat kita sudah mulai berjalan bersama,kau begitu periang,yang kulihat hanya ada ceria dimatamu,senyum mu yang benar-benar tulus melihat hal-hal bodoh yang aku lakukan,tawa riang dan gelak tawa yang keluar dari mulut kita secara bersamaan,yang mentertawakan hal bodoh yang sama-sama kita lakukan..saat itu aku merasa benar-benar ada didalam bagian dirimu.
kau ingat,saat kita berteduh saat hujan turun membasahi tubuh kita,kita benar-benar basah,sebasah-basahnya,tubuh kita mengigil sejadi-jadinya saat berteduh,yang hanya bisa kulakukan hanya mendekap tangan mu yang mulai terasa amat dingin dan kaku karena kedinginan,ku balut tubuh mu dengan sesuatu yang setidaknya bisa memberikan sedikit kehangatan,saat itu aku tak berpikir apa-apa tentang diriku sendiri,yang hanya ada dipikiranku saat itu hanya kekhawatiran,aku hanya khawatir akan dirimu.
kau ingat,saat kita membaca buku bersama dibangku taman? kita begitu serius,membaca setiap bab,tertawa saat kita membaca hal konyol yang diceritakan,kita begitu acuh dengan keadaan saat itu,kita berada dibawah langit yang membiru sekarang,iya indah sekali,ini pertama kalinya kita seperti ini,selanjutnya kita akan selalu mengunjungi taman ini,walaupun hanya untuk duduk di bangku taman yang rasanya sudah berteman baik,pohon rindang yang menaungi kita dari panasnya matahari yang seolah cemburu dengan kebersamaan kita,bersama mu saat itu aku seolah menemukan teman-teman baru,yang seakan menunggu untuk kita ajak berkumpul bersama,bangku taman,pohon rindang dan langit yang membiru.
kini bangku taman tak lagi sama seperti dulu,kini dia sendiri,tak ada gelak tawa penuh keriangan di antaranya,yang kita lakukan seperti dulu. pohon rindang yang dulu menaungi kita kini daunya berguguran dan kering,langit tak lagi sebiru saat menaungi raga kita,kini dia kelabu.
sama seperti perasaan hati ini,mungkin sudah jauh berbeda dan tak sama lagi seperti dulu,kini hati ini tengah mencoba tegar,bergelut untuk memilih membenci atau memaafkan.mungkin saat ini kau sudah tak mau tahu tentang rasa ini,iya kini aku hanya bisa menyimpannya,rasa yang dulu masih tertinggal disini,sosokmu masih ku ingat disini,bahagia bersama mu masih ku disimpan disini,dan sakit tentang sandiwaramu selalu ku rasakan disini,ku namakan ini perih.
No comments:
Post a Comment